Kamis, 25 September 2014

Terimakasih

Untuk kedua orang di foto tersebut,
Ayahanda dan Ibundaku tercinta..


Terimakasih untuk tidak pernah menyerah membimbingku ke arah yang lebih baik.
Terimakasih untuk tidak pernah menyerah menyemangatiku dan memotivasiku agar aku dapat berdiri kembali.
Terimakasih untuk tidak pernah menyerah menuntunku ke garis finish itu.

Ayahandaku tersayang, R.Gunawan Setianegara.
Orang yang ikut andil dalam setiap perubahanku menjadi lebih baik.
Orang yang mengajariku melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.
Orang yang tidak pernah lelah mengingatkanku untuk berdoa, bersyukur, dan positif thinking atas rencanaNya.
Orang yang selalu mengatakan bahwa aku bisa, ketika aku akan menyerah.
Orang yang tak henti-hentinya mangajarkanku untuk bisa mandiri.
Orang yang selalu memberikanku problem solve atas semua permasalahanku dan memiliki jawaban atas semua pertanyaanku.
dan yang terakhir..
Understand me, so well.


Ibundaku tersayang, Ibu Ida Savitri Kusmargiani.
Orang yang tercover karena kesan pertama, namun sebenarnya hatinya lembut dan hangat.
Orang yang penuh akan kasih sayang.
Orang yang memotivasiku dengan cara yang berbeda.
Orang yang berpura-pura seperti tidak mempedulikanku, namun memerhatikanku dari jarak sejauh itu.
Orang yang berusaha memahamiku, sedikit demi sedikit.
Orang yang secara tidak langsung seperti membelaku.
dan yang terakhir..
Understand me, by my heart.

Mereka berdua seperti kedua orang tua bagiku, layaknya Ayah dan Ibuku.
Aku menyayangi mereka. Sangat.
Hati mereka sangatlah hangat. Hangat sekali. Sehingga aku sangat nyaman berada di dekat mereka.
Terimakasih untuk semua yang pernah kalian lakukan untukku. Untuk Kharisma Widyastuti.
dan ku katakan..
Aku menyayangimu Pah..
Aku menyayangimu Ibu..

Senin, 07 Juli 2014

yang tak terucap


aku orang introvert, tidak semua orang mendengar cerita-cerita yang keluar dari mulutku, aku senang memendamnya.
yang pertama karena aku tidak nyaman untuk bercerita (hanya beberapa orang saja)
yang kedua, aku tidak ingin membuat khawatir, dan susah-susah memikirkanku.
yang ketiga aku memang tidak suka banyak bicara.
yang dekat dengan kita selain sahabat dan boyfriend adalah keluarga, lebih tepatnya ayah-ibu.
aku anak terakhir dari 3 bersaudara, diantara mereka, aku yang paling tertutup.

di perjalanan hidupku akhir-akhir ini, ada banyak batu kerikil yang menghadang, namun mereka banyak, hingga aku harus mati-matian untuk melewatinya.
tetapi aku tetap tidak punya keinginan untuk menceritakan kepada mereka.

padahal aku ingin mengatakan, bahwa:

Pak, Buk, aku disakitin sama temenku, aku diinjak-injak, aku sudah tidak dimanusiakan sama dia.
Pak, Buk, aku sakit.
Pak, Buk, aku dibully sama temen-temenku, hanya karena aku berbeda dengan mereka.
Pak, Buk, aku lagi bikin TA ini.
Pak, Buk, dosen pembimbing I ku galak banget, aku dimarahin terus.
Pak, Buk, dosen pembimbing II ku baik, beliau pinjemin aku buku buat referensi.
Pak, Buk, aku difitnah katanya kerjaannku dibuatin, padahal aku bikin sendiri.
Pak, Buk, temen-temenku ada yang baik, mereka masih mau main sama aku.
Pak, Buk, aku sekarang berangkatnya sendirian ke kampus, dulu mesti ada yang bareng aku.
Pak, Buk, aku takut, aku gak bisa ngomong di depan kelas, aku takut presentasi individu.
Pak, Buk, aku malu, aku gak bisa acting di simulasi.
Pak, Buk, dosen-dosen pembimbingku mecuti aku terus, yang satu suka bikin aku down, yang satu suka bikin aku nangis.
Pak, Buk, aku laper, aku jarang sarapan.
Pak, Buk, aku takut, aku sendirian di kos, aku gak ada temennya di sini.
Pak, Buk, di kos gak ada orang, gak ada yang bisa diajak curhat kalo di kos.
Pak, Buk, aku capek ngurusin kos, aku terus yang ngurusin, padahal aku cuman anak kos bukan mbak kos, aku capek mikir sampah, bak mandi, terasnya kotor terus.
Pak, Buk, aku nginep di kos temenku terus, dia baik mau nampung aku, tapi aku dimarahin mbak kosnya.
Pak, Buk, aku capek, aku lajo terus aku capek banget.
Pak, Buk, aku capek banget, lembur terus, ngerjain terus, kepalaku pusing.
Pak, Buk, aku nangis ini, aku capek banget, aku harus ngerjain banyak hal di saat aku ada banyak masalah, semuanya tabrakan.
Pak, Buk, dosen pembimbing I ku gak percaya kerjaanku itu bukan kerjaanku, padahal itu aku yang bikin, ngapain aku ngelanjutin kerjaanku kalo gak pada percaya itu kerjaanku.
Pak, Buk, aku sukanya ngadu sama ngeluh tentang maslah-masalahku sama temen deketku sama dosen pembimbng II ku juga, mereka selalu bisa bikin aku bangkit lagi.
Pak, Buk, aku udah daftar yang sidang percepatan, hanya aku sama temen deketku yang baru daftar, dia ngerjainnya cepet, aku jadi ikutan cepet.
Pak, Buk, dosen pembimbing I sama II ku bilang aku gak boleh nangis pas ujian, dan aku janji gak nangis.
Pak, Buk, aku mau sidang, aku takut banget, aku paling lemah diantara mereka.
Pak, Buk, aku takut banget nunggu pengumuman kelulusan, aku pengen banget nangis, soalnya tadi sidangku gak lancar-lancar banget, tapi aku dah janji gak mau nangis.
Pak, Buk, dosen pembimbing I ku baik banget, beliau kasih aku fitbar pas sidang.
Pak, Buk, aku lulus, aku dapet A.
Pak, Buk, dosen pembimbing I/dosen waliku suka banggain aku di kelas, aku gak enak banget sama temen-temen.
Pak, Buk, aku habis mboncengin dosen pembimbing I/dosen waliku naik motor, trus nganter sampe depan rumah.
Pak, Buk, temen-temenku pada mikir aku lulusnya gampang karena pengujinya gampang, padahal aku mati-matian nglewatinnya.
Pak, Buk, aku masih belum libur, aku masih harus revisi, endtest, penjilidan sama ngurus bebas masalah.
Pak, Buk, aku pengen kura-kura, karena perumpamaanku dulu pas ngerjain TA, aku pengen kura-kura.
Pak, Buk, aku beli kura-kura ini, di semarang, tadi aku bawanya susah banget.
Pak, Buk, tadi to kura-kuranya njempalik, dia gak bisa bangun.
Pak, Buk, kosku udah selesai, ini gimana aku bawa barang-barangnya.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...