"maklum" hampir seperti saudara kandung dari "sabar"
dimana maklum digunakan untuk memaklumi alias membiarkan suatu hal karena alasan tertentu.
namun, sama halnya dengan sabar.
maklum memiliki batas. maklum jelas ada batasnya.
atau mungkin karena aku tidak mampu / tidak bisa bertahan dengan situasi ini, hingga aku mengatakan..
Maklum ada batasnya!
"Oh.. orang ini seperti ini. maklum lah dia kan ... "
"Oh, jadi kayak gitu, maklum deh kalo ... "
"Oh, gitu ya. Oke deh, brati kamu orang yang ... "
Dan lain sebagainya
Maklum adalah satu tindakan yang patut kita maklumi ketika salah seorang sedang tidak mampu melakukan / memang seperti itu adanya.
Contoh kasus.
Salah seorang teman sedang super sibuk dan tidak mampu membereskan semua barang-barangnya yang berantakan. Dia disibukkan oleh tugas yang menumpuk hingga tidur adalah hal yang paling menyenangkan buatnya.
Ok, Fine! Dia sibuk dan tidak bisa lepas dari kata berantakan.
Salah seorang teman memiliki watak "bullying". Entah menjatuhkan mental, kepribadian, dan segala hal. Anak-anak pendiam dan gampang diinjak-injak adalah korban utamanya.
Ok, Itu memang watak mereka sejak lahir.
Namun, aku akan menyanggah dari wacana tersebut di atas.
Yang pertama, baiklah.. tugasmu adalah alasanmu. Tetapi, bisa kan lihat situasi dan kondisi seseorang di sampingmu. Kamu tidak boleh hanya menginginkan orang peduli dan kemudian memaklumimu. Kadang kala kau juga harus peduli dengan orang di sebelahmu. Lihat, bahkan dia tidak bisa menggunakan meja, lihat dia sampai harus mengerjakan tugasnya di atas kasur. dan lihat kau membuat geraknya terbatas untuk melakukan hal-hal kecil. Walaupun tugasnmu banyak, tidurmu kurang, dan pikiranmu penat. Tidak bisakah meluangkan waktumu 1 menit saja untuk membereskannya?
Temanmu memaklumimu, kau juga harus menghargainya. Karena dia ada, dalam satu ruang bersamamu.
Yang kedua, baiklah.. itu watakmu. bahkan mereka tidak bisa mengubahnya. itu jalan pikiranmu bahkan mereka tidak bisa mengerti. apa pun itu. ku mohon. bullying haram hukumnya. apa kau pikir kau yang terbaik, hingga membully temanmu sendiri sampai seperti itu. fine! mereka memaklumi kepribadianmu.. tetapi kamu sendiri tidak melakukan hal yang sama terhadap mereka. apa itu fair? stop bullying!
hentikan untuk menghancurkan mereka!
akhir kalimat
maklum, sabar, atau apapun itu.. semua ada batasnya! karena kita hanya manusia biasa yang tidak sesempurna itu untuk mengatakan bukan sabar/maklum namanya kalau ada batasnya :)
dimana maklum digunakan untuk memaklumi alias membiarkan suatu hal karena alasan tertentu.
namun, sama halnya dengan sabar.
maklum memiliki batas. maklum jelas ada batasnya.
atau mungkin karena aku tidak mampu / tidak bisa bertahan dengan situasi ini, hingga aku mengatakan..
Maklum ada batasnya!
"Oh.. orang ini seperti ini. maklum lah dia kan ... "
"Oh, jadi kayak gitu, maklum deh kalo ... "
"Oh, gitu ya. Oke deh, brati kamu orang yang ... "
Dan lain sebagainya
Maklum adalah satu tindakan yang patut kita maklumi ketika salah seorang sedang tidak mampu melakukan / memang seperti itu adanya.
Contoh kasus.
Salah seorang teman sedang super sibuk dan tidak mampu membereskan semua barang-barangnya yang berantakan. Dia disibukkan oleh tugas yang menumpuk hingga tidur adalah hal yang paling menyenangkan buatnya.
Ok, Fine! Dia sibuk dan tidak bisa lepas dari kata berantakan.
Salah seorang teman memiliki watak "bullying". Entah menjatuhkan mental, kepribadian, dan segala hal. Anak-anak pendiam dan gampang diinjak-injak adalah korban utamanya.
Ok, Itu memang watak mereka sejak lahir.
Namun, aku akan menyanggah dari wacana tersebut di atas.
Yang pertama, baiklah.. tugasmu adalah alasanmu. Tetapi, bisa kan lihat situasi dan kondisi seseorang di sampingmu. Kamu tidak boleh hanya menginginkan orang peduli dan kemudian memaklumimu. Kadang kala kau juga harus peduli dengan orang di sebelahmu. Lihat, bahkan dia tidak bisa menggunakan meja, lihat dia sampai harus mengerjakan tugasnya di atas kasur. dan lihat kau membuat geraknya terbatas untuk melakukan hal-hal kecil. Walaupun tugasnmu banyak, tidurmu kurang, dan pikiranmu penat. Tidak bisakah meluangkan waktumu 1 menit saja untuk membereskannya?
Temanmu memaklumimu, kau juga harus menghargainya. Karena dia ada, dalam satu ruang bersamamu.
Yang kedua, baiklah.. itu watakmu. bahkan mereka tidak bisa mengubahnya. itu jalan pikiranmu bahkan mereka tidak bisa mengerti. apa pun itu. ku mohon. bullying haram hukumnya. apa kau pikir kau yang terbaik, hingga membully temanmu sendiri sampai seperti itu. fine! mereka memaklumi kepribadianmu.. tetapi kamu sendiri tidak melakukan hal yang sama terhadap mereka. apa itu fair? stop bullying!
hentikan untuk menghancurkan mereka!
akhir kalimat
maklum, sabar, atau apapun itu.. semua ada batasnya! karena kita hanya manusia biasa yang tidak sesempurna itu untuk mengatakan bukan sabar/maklum namanya kalau ada batasnya :)